16.9.08

Epilog Seorang Pencinta


tanyaku pada rembulan
mengapa sinarmu redup begini
sapaku pada angin malam
mengapa terpaanmu dingin begini
sedangkan sepi kian menghujan
di kala hati terkikis kerinduan
di ujung penantian malam
kala kurengkuh indahnya bayangan
berpegang rasa kuhibur hati
kala kugoreskan pena berpeluh rindu
kurangkai kata diatas secarik kertas putih ini
seputih jiwa dan kerinduanku
ku rindu hadirmu ..
ku lukis asmara dalam kanvas sanubariku
berwarnakan cinta dan kasih kita
bercatkan rasa setia dan saling percaya
berhiaskan ketulusan hati bertekadkan kata
sehidup semati ku harap cinta kita kan abadi

No comments: